PEMBAHASAN
1.
Dasar
Komunikasi Dan Komunikasi Bisnis
1.1 Dasar-dasar Komunikasi
Kata
atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”), secara
etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan
perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki
makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki
tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi
secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan
oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam
komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan
Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:
Human
communication is the process through which individuals –in relationships,
group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to
the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang
melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan
masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan
lingkungan satu sama lain.
Untuk
memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara
efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali
mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The
Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa
cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab
pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What
Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan
bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang
diajukan itu,yaitu:
1. Komunikator (siapa
yang mengatakan?)
2. Pesan (mengatakan apa?)
3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
4. Komunikan (kepada siapa?)
5. Efek (dengan dampak/efek apa?).
2. Pesan (mengatakan apa?)
3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
4. Komunikan (kepada siapa?)
5. Efek (dengan dampak/efek apa?).
Jadi
berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi
adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui
suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.
Analisis Pengertian Komunikasi Dan 5
(Lima) Unsur Komunikasi Menurut Harold Lasswell
Analisis Definisi Komunikasi Menurut
Harold Lasswell
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu
proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada
siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to
whom? with what effect?). (Lasswell 1960).
Analisis 5 unsur menurut
Lasswell (1960):
1. Who? (siapa/sumber).
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.
2. Says What? (pesan).
Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan),dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.
Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan),dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.
3. In Which Channel?
(saluran/media).
Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll).
Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll).
4. To Whom? (untuk
siapa/penerima).
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber.Disebut tujuan(destination)/pendengar(listener)/khalayak(audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik(decoder).
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber.Disebut tujuan(destination)/pendengar(listener)/khalayak(audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik(decoder).
5. With What Effect? (dampak/efek).
Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.
Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.
Contoh:
Komunikasi antara guru dengan muridnya.
Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan kepada murid atau komunikan.Setelah itu guru juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka) atau tidak langsung(media).Setelah itu guru harus menyesuaikan topic/diri/tema yang sesuai dengan umur si komunikan,juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.
Komunikasi antara guru dengan muridnya.
Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan kepada murid atau komunikan.Setelah itu guru juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka) atau tidak langsung(media).Setelah itu guru harus menyesuaikan topic/diri/tema yang sesuai dengan umur si komunikan,juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.
1.2
Komunikasi Bisnis
Komunikasi
bisnis adalah pertukaran gagasan, pendapat, informasi, instruksi yang memiliki
tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol -
simbol atau sinyal. Dalam komunikasi bisnis terdapat enam unsur pokok, yaitu:
1. Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi
2. Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lbih yakni komunikator dan komunikan.
3. Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam tergantung tujuan, situasi, dan kondisinya.
4. Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka, menggunakan media tertentu atau melalui media yang menjangkau jutaan orang secara bersamaan.
5. Meggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti atau dipahami oleh penerima untuk menyampaikan pesan.
6. Pencapaian tujuan organisasi: salah satu karakteristik yang membedakan organisasi atau lembaga formal dari informasi adalah adanya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh manajemen.
1. Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi
2. Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lbih yakni komunikator dan komunikan.
3. Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam tergantung tujuan, situasi, dan kondisinya.
4. Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka, menggunakan media tertentu atau melalui media yang menjangkau jutaan orang secara bersamaan.
5. Meggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti atau dipahami oleh penerima untuk menyampaikan pesan.
6. Pencapaian tujuan organisasi: salah satu karakteristik yang membedakan organisasi atau lembaga formal dari informasi adalah adanya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh manajemen.
Tiga tujuan komunikasi bisnis, yaitu :
1).
Memberikan sebuah informasi dalam hal bisnis kepada pihak yang lainnya.
Misalnya sebuah perusahaan yang sedang membutuhkan karyawan baru
untuk memegang sekretaris di kantor cabangnya.
Perusahaan itu membuat sebuah iklan lowongan pekerjaan di
berbagai media. Nah, media yang dipilih adalah alat komunikasi bisnis yang
berguna untuk membagikan informasi mengenai lowongan
kerja perusahaan kepada publik.
2). Komunikasi bisnis juga memiliki
tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pihak lain agar dapat dicerna atau
dipahami dengan benar. Biasanya dilakukan dalam hal yang berhubungan dengan
negosiasi dalam dunia bisnis.
3). Tujuan lainnya adalah untuk
melakukan sebuah kerjasama antar pebisnis. Dengan kerjasama, perusahaan
akan mudah berkembang. Seiring dengan kemajuan teknologi, kerjasama
dengan perusahaan asing semakin mudah dilakukan karena adanya media-media
komunikasi seperti telepon genggam, email dan masih banyak lagi.
Untuk mencapai tujuan komunikasi bisnis yang efektif dengan perusahaan asing,
adanya teknologi menjadi sebuah kewajiban dalam melakukan kolaborasi bisnis
dengan mudah.
Bisa kita
simpulkan bahwa komunikasi bisnis adalah proses pertukaran informasi, gagasan
yang dinilai memiliki tujuan untuk keperluan bisnis. Tujuan utama komunikasi
bisnis ada 3, yaitu memberikan informasi, melakukan persuasi atau membujuk
pihak lain dan melakukan kerjasama antara pebisnis yang tentunya akan menguntungkan kedua belah
pihak. Biasanya dilakukan oleh beberapa perwakilan perusahaan atau organisasi
untuk melakukan komunikasi bisnis di depan banyak orang untuk bertukar
informasi, atau juga menggunakan sebuah media komunikasi yang digunakan untuk
melakukan kerja sama dengan pengusaha asing ataupun
dalam negeri.
2.
Peranan Komunikasi Dalam
Dunia Bisnis
2.1
Komunikasi Dalam Bisnis
Keberhasilan komunikasi di dalam suatu
organisasi akan ditentukan oleh kesamaan pemahaman antara-orang yang terlibat
dalam kegiatan komunikasi. Kesamaan pemahaman ini dipengaruhi oleh kejelasan
pesan, cara penyampaian pesan, perilaku komunikasi, dan situasi (tempat
dan waktu) komunikasi. Komunikasi organisasi biasanya menggunakan kombinasi
cara berkomunikasi (lisan, tertulis dan tayangan) yang memungkinkan terjadinya
peyerapan informasi dengan lebih mudah dan jelas.
Secara empiris, pemahaman orang perihal sesuatu hal akan
lebih mudah diserap dan dipahami jika sesuatu tersebut
diperlihatkan dibanding hanya diperdengarkan atau dibacakan. Dan akan lebih
baik lagi hasilnya jika sesuatu yang dikomunikasikan tersebut, selain
diperlihatkan juga sekaligus dipraktikkan.
Hasil studi tentang perilaku bisnis
di kalangan eksekutif menunjukkan fakta bahwa kemampuan berkomunikasi merupakan
unsur pokok di antara berbagai faktor personal yang diperlukan untuk
mempromosikan menejemen organisasi atau mengatasi konflik menejemen (Boove and
Thill, 2002). Dengan kata lain, kemampuan berkomunikasi efektif sekaligus
juga merupakan salah satu ciri mutu SDM karyawan. Istilahnya, komunikasi
efektif dalam suatu organisasi dapat diumpamakan seperti darah dalam tubuh dan kunci kesuksesan.
Keberhasilan komunikasi bisnis juga sangat ditentukan
oleh adanya efektivitas dalam komunikasi bisnis. Efektivitas komunikasi bisnis,
seperti halnya jenis komunikasi lainnya ditentukan beberapa hal :
1. Persepsi
Komunikator harus dapat
memprediksi apakah pesan yang disampaikan dapat diterima komunikan.
2. Keberhasilan Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Salah satu
faktor keberhasilan komunikasi bisnis dalam penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi yaitu adanya proses integrasi informasi menyangkut ketersediaan
komunikasi data yang tepat guna. Ini mencakup beberapa faktor antara lain,
pertama, cakupan (range) produk jasa komunikasi data
yang dimiliki. Dengan adanya hirarki, jenis, dan besar kecilnya manufaktur
mempunyai perbedaan karakteristik sistem informasi yang dibutuhkan sehingga
diperlukan jenis layanan komunikasi yang berbeda pula. Kedua, Coverage. Diperlukan provider yang dapat menyediakan
layanan di lokasi manapun mengingat lokasi manufaktur yang menyebar dan
terkadang di daerah yang terpencil (rural area). Ketiga,
unjuk kerja (performansi). Performansi yang tinggi merupakan syarat
utama agar komunikasi selalu dapat dilakukan. Keempat, Biaya. Faktor biaya menjadi salah satu faktor yang
perlu dipertimbangkan agar efisiensi tetap dapat ditingkatkan.
2.2
Contoh Perusahaan
Yang Menerapkan Komunikasi Dalam Dunia Bisnis :
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
individu dengan individu maupun kelompok dengan kelompok. Dengan adanya
komunikasi akan ada pertukaran ide atau gagasan antara kedua belah pihak maupun
perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh kelompok-kelompok atau perusahaan
dalam bisnisnya. Semua perusahaan pasti menerapkan hal ini seperti yang dikenal
dengan Bisnis to Bisnis dalam e-commerce. Contoh perusahaannya, yaitu :
– LG.Philips Components (joint venture antara LG dengan Philips)
– NUMMI (joint
venture antara General Motors dengan Toyota)
– Penske Truck Leasing (joint venture antara GE dengan Penske)
– Sony Ericsson (joint venture
antara Sony dengan Ericsson)
3.
Komunikasi
Dalam Organisasi
3.1 Komunikasi
dalam Organisasi
Istilah “komunikasi” ini berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata “communis” yang berarti “sama” (common). Jika kita akan
mengkomunikasikan suatu idea atau gagasan, maka kita harus menetapkan terlebih
dahulu suatu dasar titik-temu yang sama untuk
mencapai suatu pemahaman atau pengertian. Komunikasi juga sebagai suatu tindakan mendorong pihak lain untuk menginterpretasikan
suatu idea dalam suatu cara yang diinginkan oleh pembicara atau penulis.
Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi
organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat
hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan
horizontal.
3.2 Fungsi
Komunikasi dalam Organisasi
3.2.1. Organisasi
menurut para ahli
1). Sendjaja
a. Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem
pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat
waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat
melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran
manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi
ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan
karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di
samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan
kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
b. Fungsi Regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap
fungsi regulatif, yaitu:
1). Berkaitan dengan orang-orang
yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan
untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi
perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana
semestinya.
2). Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan
regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan
kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk
dilaksanakan.
c. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan
tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan
ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada
memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan
akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d. Fungsi Integratif
Setiap
organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat
dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi
formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter,
buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal
seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan
olahraga ataupun kegiatan darmawisata.
2). Scott dan T.R. Mitchell
a. Kendali, control, pengawasan.
b. Motivasi.
c. Pengungkapan emosional.
d. Informasi.
3). Thayer
a. Memberi informasi.
b. Membujuk.
c. Memerintah.
d. Memberi instruksi.
e. Mengintegrasikan organisasi.
3.3 Proses Komunikasi
dalam Organisasi
3.3.1 Komunikasi Internal
Proses komunikasi di antara para pengurus dan anggota dalam ruang lingkup
suatu organisasi, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan
secara horisontal dan vertikal, sehingga kerja organisasi dapat berjalan.
Komunikasi internal terdiri atas empat bagian, yaitu :
1). Downward Communication (komunikasi dari atas ke bawah) :
Komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran
manajer atau supervisor mengirimkan pesan kepada bawahannya.
Fungsi komunikasi dari atas ke bawah antara lain :
a. Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja.
b. Penjelasan dari pimpinan tentang
mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan.
c. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang
berlaku.
d. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih
baik.
Metode komunikasi dari atas ke bawah antara lain :
a. Metode tulisan.
b. Metode lisan.
c. Metode tulisan diikuti lisan.
d. Metode lisan diikuti tulisan.
2). Upward Communication (komunikasi dari bawah ke atas) :
Komunikasi yang terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya.
Fungsi komunikasi dari bawah ke atas antara lain :
a. Penyampaian informai tentang pekerjaan ataupun tugas yang
sudah dilaksanakan.
b. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan
pekerjaan ataupun tugas yang
tidak dapat diselesaikan oleh bawahan.
c. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan.
d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri
maupun pekerjaannya.
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin
hanya segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara
memperoleh informasi dari bawah. Alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat
sulit dan rumit :
a. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran
mereka.
b. Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada
masalah yang dialami pegawai.
c. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang
dilakukan pegawai.
d. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak
tanggap pada apa yang disampaikan
pegawai.
3). Horizontal Communication (komunikasi sesama) :
Komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang
memiliki kedudukan yang setara.
Fungsi komunikasi sesama
antara lain :
a. Memperbaiki koordinasi tugas.
b. Upaya pemecahan masalah.
c. Saling berbagi informasi.
d. Upaya pemecahan konflik.
e. Membina hubungan dan mempererat kekeluargaan melalui
kegiatan bersama.
4). Interline Communication (komunikasi lintas saluran) :
Komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional.
Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena
biasanya tanggung jawab mereka
berhubungan dengan jabatan fungsional. Kondisi yang harus dipenuhi dalam komunikasi
lintas-saluran :
a. Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran
harus meminta izin terlebih dahulu
dari atasannya langsung.
b. Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi
lintas-saluran harus memberitahukan
hasil komunikasinya kepada atasannya.
3.3.2 Komunikasi Eksternal
Proses komunikasi di antara para pengurus dan anggota suatu organisasi
dengan orang atau masyarakat umum.
1). Komunikasi dari organisasi kepada masyarakat.
Contohnya : konferensi pers, iklan, brosur
2). Komunikasi dari masyarakat kepada organisasi.
Contohnya : menerima saran kritik, hotline customer service 24 jam
3.4 Gaya Komunikasi
dalam Organisasi
1). The Controlling Style
controlling style communication ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk
membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain.
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama
komunikator satu arah atau one-way communications.
2). The equalitarian style
Dalam gaya komunikasi ini,
tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organnisasi The Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan ataupun
pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang
demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan
pengertian bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan
kesamaan. The equalitarian
style of communication ini
ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan
maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way communication).
3). The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan
pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang
harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi.
Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk
memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan
organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi
tersebut mereka bahwa pemrakarsa (initiator)
struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan
verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan
memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
4). The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan
agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan
pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru
kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
5). The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk
menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk
memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk
memberi perintah dan mengontrol orang lain.
6). The Withdrawal Style
Akibat yang
muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya
tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi
dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi
yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
3.5 Bentuk Komunikasi
dalam Organisasi
3.5.1 Komunikasi
Berdasarkan Bentuk
a. Komunikasi Langsung
Komunikasi langsung tanpa
menggunakan alat. Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti
khusus dan penggunaan isyarat.
Contoh : Berbicara langsung kepada
seseorang.
b. Komunikasi Tidak Langsung
Komunikasi tidak langsung biasanya
menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima pesan
(sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis waktu.
Contoh : Radio, televisi.
3.5.2 Komunikasi Berdasarkan Sasaran
a. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi
dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar.
Syarat-syarat komunikasi massa :
a. Pesan disusun dengan jelas, tidak
rumit dan tidak bertele-tele.
b. Bahasa yang mudah
dimengerti/dipahami.
c. Bentuk gambar yang baik.
d. Membentuk kelompok khusus, misalnya
kelompok pendengar radio.
b. Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah
komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan
dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.
Contoh : Perawat dengan pengunjung
puskesmas.
c. Komunikasi Perorangan
Komunikasi perorangan adalah komunikasi
dengan tatap muka atau bisa dapat juga melalui telepon.
Contoh : perawat dengan pasien.
3.5.3 Komunikasi Berdasarkan Arah Pesan
a. Komunikasi satu arah
Komunikasi satu arah adalah
komunikasi yang disampaikan oleh sumber kepada sasaran tidak dapat atau tidak
mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya.
Contoh : Radio.
b. Komunikasi Timbal Balik
Komunikasi timbale balik adalah
komunikasi yang disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik.
Contoh : komunikasi kelompok atau
komunikasi perorangan.
3.6 Peran
Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi
dalam suatu organisasi sangat penting agar tidak terjadinya salah penyampaian
informasi antar anggota dalam suatu organisasi dan agar tercapainya tujuan
tertentu. Sebuah interaksi yang bertujuan untuk menyatukan dan mensinkronkan
seluruh aspek untuk kepentingan bersama sangat dibutuhkan dalam sebuah tujuan
berorganisasi. Dengan kata lain, tanpa adanya sebuah interaksi yang baik
niscaya sebuah organisasi tidak akan mencapai tujuannya. Interaksi disini
adalah mutlak meliputi seluruh anggota organisasi yang dapat berupa
penyampaian-penyampaian informasi, instruksi tugas kerja atau mungkin pembagian
tugas kerja. Interaksi sebenarnya adalah proses hubungan komunikasi antara 2
orang atau lebih dimana orang yang satu bertindak sebagai pemberi informasi dan
orang yang lain berperan sebagai penerima informasi. Intinya, korelasinya harus
melibatkan dan terfokus kepada orang-orang itu sendiri dalam suatu organisasi.
Dengan kata lain, dapat disimpulkan komunikasi dapat dibilang juga sebagai
proses penyampaian informasi yang berguna untuk mengkoordinasikan lingkungan
dan orang lain demi mencapai suatu tujuan.
Sebuah
bentuk organisasi pasti mengedepankan sebuah komunikasi agar tercipta hasil
yang selaras. Biasanya proses komunikasi dalam suatu organisasi meliputi atasan
dan bawahan dengan penyampaian yang terarah dari suatu atasan ke bawahannya
yang semata-mata semua berorientasi berdasarkan organisasi.
Tujuan
komunikasi dalam sebuah organisasi sangat memberikan banyak manfaat secara
langsung yaitu memudahkan para anggota bekerja dari instruksi-instruksi yang
diberikan dari atasan dan untuk mengurangi kesalahpahaman yang biasa terjadi
dan memang sudah melekat pada suatu organisasi. Apabila semua bawahan dan
atasan dapat berinteraksi dengan baik, maka seluruh kesalahpahaman yang
beresiko mungkin akan berkurang, karena tiap manusia mempunyai cara penyampaian
komunikasi yang berbeda-beda secara verbal. Dengan demikian semua pelaku
organisasi harus berbicara, bertindak satu sama lain guna untuk membangun suatu
lingkungan kondusif dan mengetahui situasi-situasi yang akan terjadi diluar
dugaan karena kesalahan komunikasi sekecil apapun pasti akan berakibat fatal.
3.7 Hambatan
Komunikasi dalam Organisasi
1). Hambatan dari Proses Komunikasi
a. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum
jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau
situasi emosional.
b. Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan
tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan
antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan
terlalu sulit.
c. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak
dapat mendengarkan pesan.
d. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh
si penerima
e. Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak
mencari informasi lebih lanjut.
f. Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan
yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan
interpretative, Hambatan tidak
tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2). Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan (cacat tubuh misalnya orang yang tuna wicara), gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan (cacat tubuh misalnya orang yang tuna wicara), gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3). Hambatan Semantik
Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima pesan. Misalnya : adanya perbedaan bahasa (bahasa daerah, nasional, maupun internasional).
Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima pesan. Misalnya : adanya perbedaan bahasa (bahasa daerah, nasional, maupun internasional).
4). Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan, sehingga menimbulkan emosi diatas pemikiran-pemikiran dari sipengirim maupun si penerima pesan yang hendak disampaikan.
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan, sehingga menimbulkan emosi diatas pemikiran-pemikiran dari sipengirim maupun si penerima pesan yang hendak disampaikan.
5). Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka
pribadi, persepsi,
kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat
pancaindera seseorang, dll.
kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat
pancaindera seseorang, dll.
3.8 Cara Mengatasi
Hambatan Komunikasi dalam Organisasi
1). Gunakan umpan-balik
Beri kesempatan pada orang orang lain untuk menyampaikan ide atau gagasannya, sehingga tercipta dua iklim komunikasi dua arah.
Beri kesempatan pada orang orang lain untuk menyampaikan ide atau gagasannya, sehingga tercipta dua iklim komunikasi dua arah.
2). Kenali si penerima berita
a. Bagaimana
latar belakang pendidikannya,
b. Bagaimana
pengetahuan tentang subyek pembicaraan,
c. Sejauh
mana minat dan perasaan.
3. Rencanakan secara teliti
Pertimbangkan baik-baik, misalnya : apa, mengapa, siapa, bagaimana, kapan.
3.9 Contoh Studi Kasus
Pengaruh komunikasi dalam organisasi terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja (studi kasus pada karyawan bagian produksi Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung).
Komunikasi dalam organisasi, kepuasan
kerja, kinerja. Dewasa ini telah banyak organisasi yang berdiri dan berkembang
sukses baik dalam skala kecil maupun besar.
Organisasi sendiri merupakan suatu alat dimana orang-orang mempersatukan kecakapan dan usaha mereka untuk mencapai tujuan bersama. Sering dijumpai bahwa karyawan kurang terpuaskan hatinya dalam melaksanakan tugasnya karena informasi mengenai prosedur kerja yang disampaikan pimpinan kurang dapat dipahami. Sehingga karyawan cenderung merasa khawatir, segan, dan takut dalam melaksanakan tugasnya.
Organisasi sendiri merupakan suatu alat dimana orang-orang mempersatukan kecakapan dan usaha mereka untuk mencapai tujuan bersama. Sering dijumpai bahwa karyawan kurang terpuaskan hatinya dalam melaksanakan tugasnya karena informasi mengenai prosedur kerja yang disampaikan pimpinan kurang dapat dipahami. Sehingga karyawan cenderung merasa khawatir, segan, dan takut dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan
adanya perasaan-perasaan tersebut dalam melaksanakan tugas mengakibatkan
kinerja karyawan menjadi menurun. Salah satu jalan mengatasi semua ini adalah
dengan saluran komunikasi. Studi kasus ini
bertujuan untuk mengkaji lebih mendalam tentang komunikasi dalam organisasi
yang ada di Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung guna meningkatkan kinerja
karyawan melalui kepuasan kerja.
Berdasarkan wacana diatas disarankan
antara atasan dengan bawahan pada Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung
lebih sering meningkatkan koordinasi (mengadakan sharing) sehingga setiap
kegiatan akan berjalan dengan baik karena dapat mengerti perasaan karyawan
mulai dari masalah pekerjaan, rekan sekerja, sampai masalah kesesuaian
upah, secara periodik para
atasan (direktur, manager, kepala bagian)lebih sering terjun langsung ke
lapangan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan kinerja, pimpinan
memperhatikan keluhan-keluhan dari para karyawan.
KESIMPULAN
Pada dasarnya komunikasi sangat diperlukan didalam kehidupan
sehari-hari dalam aspek apapun , mau itu dalam kegiatan berorganisasi atau
dalam kehidupan sehari-hari , dalam kegiatan berorganisasi , komunikasi sangat
diperlukan dengan tujuan agar sebuah system yang ada bisa terjalin dengan sempurna
dan lebih baik .
Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian
pesan/informasi diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan
seorang pengirim, pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga
memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah
diterima.
Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia karena
manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dalam
berkomunikasi seseorang harus memiliki dasar yang akan menjadi patokan
seseorang tersebut dalam berkomunikasi. Dalam proses komunikasi kita juga harus
ingat bahwa terdapat banyak hambatan-hambatan dalam berkomunikasi.
Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan
orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan.
Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada
dua jenis komunikasi, yaitu verbal dan non verbal, komunikasi verbal atau
tertulis dan komunikasi non verbal atau bahasa(gerak) tubuh.Komunikasi dua arah
terjadi bila pengiriman pesan dilakukan dan mendapatkan umpan balik. Seseorang
dalam berkomunikasi pasti dapat merasakan timbal balik antara pemberi informasi
serta penerima informasi sehingga terciptanya suatu hubungan yg mutualisme
antara keduanya.
Sumber
:
- https://wijayaswy.wordpress.com/2013/10/27/jenis-organisasibentuk-kerjasamakonflik-dalam-organisasi/