A.
PENGORGANISASIAN DAN REVISI PESAN-PESAN BISNIS
1.
PENGORGANISASIAN PESAN-PESAN MELALUI OUTLINE
Pada dasarnya, untuk mencapai pengorganisasian
yang baik diperlukan dua proses tahapan, yaitu pendefinisian dan penggolongan
ide-ide; dan penetapan urutan ide-ide dengan perencanaan organisasional yang
terpilih secara hati-hati.
·
Mendefinisikan
dan mengelompokkan ide-ide
Memutuskan apa yang harus dikatakan
adalah masalah mendasar yang harus dipecahkan oleh setiap komunikator. Jika materi
yang disajikan lemah, apalagi tidak memiliki suatu gaya yang menarik, fakta
yang ada dapat menjadi kabur. Cepat atau lambat, audience akan menyimpulkan
bahwa yang disampaikan benar-benar tidak bernilai sedikitpun. Semua kegiatan
komunikasi, baik menelpon, membuat 3 paragraf surat, atau menulis laporan 200
halaman, harus dimulai dengan mendefinisikan isi materinya. Semakin panjang dan
kompleks materi yang akan disampaikan, semakin penting tahap pertama ini.
Apabila pesan yang disusun panjang
dan kompleks, pembuatan outline sangat diperlukan dan menjadi penting artinya.
Mengapa demikian? Sebuat outline akan membantu memvisualisasikan hubungan
antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Disamping itu, outline juga
akan memberikan arahan sehinga komunikator dapat menyampaikan ide-ide dengan cara
yang sistematik, efisien dan efektif. Melalui perencanaan yang baik, outline
akan membantu komunikator mengekspresikan transisi antara ide-ide, sehingga
audience akan mengerti dan memehami pola piker komunikator.
Susunan suatu outline secara garis
besar dapat digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu :
a. Mulailah
dengan ide pokok
Ide pokok (main idea) akan membantu
menetapkan tujuan dan strategi umum dari suatu pesan. Idde pokok tersebut dapat
dirangkum ke dalam dua hal yaitu: (a) hal-hal apa yang diinginkan agar
dilakukan atau dipikirkan oleh audience, (b) alasan yang mendasar, mengapa
mereka harus melakukan atau memikirkannya. Ide pokok merupakan titik awal untuk
membuat outline.
b. Nyatakan
poin-poin pendukung yang penting
Setelah menetapkan ide pokok pesan
yang akan disampaikan, tahap kedua adalah menyusun poin-poin penting lainnya,
sebagai pendukung ide pokok.
c. Ilustrasi
dengan bukti-bukti
Tahapan ketiga dalam menyusun outline
adalah memberikan ilustrasi dengan mengemukakan bukti yang berhasil
dikumpulkan. Semakin banyak bukti yang dapat disajikan, semakin baik outline
yang dibuat.
·
Menentukan
urutan dengan rencana organisional
Setelah selesai mendefinisikan dan
menggolongkan ide-ide, langkah selanjutnya adalah menentukan urutan penyampaian
materi. Untuk menentukan urutan penyampaian materi, ada dua pendekatan penting
yang dapat digunakan, Yaitu:
a. Pendekatan
langsung
Pendekatan langsung sering disebut
juga dengan istilah pendekatan deduktif, di mana ide pokok muncul paling awal
kemudian di ikuti bukti pendukungnya.
b. Pendekatan
tidak langsung
Sering disebut juga dengan istilah
pendekatan induktif, di mana bukti-bukti muncul terlebih dahulu kemudian
diikuti dengan ide pokoknya.
Kedua pendekatan dasar tersebut dapat
diterapkan baik untuk pesan singkat (memo dan surat) maupun pesan
formal/panjang (laporan, usulan, dan presentasi). Untuk menentukan pendekatan
yang akan digunakan, reaksi audience terhadap maksud/tujuan pesan dan
tipe/jenis pesan yang akan disampaikan harus dianalisis terlebih dahulu.
Secara
umum, pendekatan langsung cocok digunakan manakala para audience mempunyai
hasrat, tertarik, senang, atau bersikap netral terhadap pesan yang akan
disampaikan. Tetapi jika mereka menolak, yang anda sampaikan, lebih baik
digunakan pendekatan tak langsung. Kesimpulanya, jika reaksi para audience
positif, gunakanlah pendekatan langsung; dan sebaliknya, jika reaksi audience
negatif, gunakanlah pendekatan tak langsung
Setelah
menganalisis kemungkinan reaksi para audiens dan memilih suatu pendekatan umum,
langkah berikutnya adalah menentukan rencana organisasional yang paling cocok
diantara bebagai model berikut :
a. Direct
request
Jenis/tipe pesan bisnis yang paling
umum digunakan adalah penyampaian yang langsung pada poin yang dituju. Direct
Request dapat bebentuk surat maupun memo. Misalnya, anda tertarik terhadap
suatu produk baru dan anda berkelilingan mengetahui berbagai hal tentang produk
tersebut, sepeti karakteristik, harga, cara pembayaran, dan sebagainya, maka
anda dapat membuat surat permintaan langsung. Bila para audience akan menjadi
tertarik atau memiliki hasrat yang luar biasa, dapat digunakan Permintaan
langsung (direct request). Permintaan langsung menggunakan pendekatan langsung
pada poin yang dituju.
b. Pesan-pesan
rutin, good news, atau goodwill
Jika memberikan informasi rutin
adalah bagian dari bisnis tetap, para audience mungkin akan menjadi netral
sikapnya terhadap pesan yang diberikan. Tetapi pesan-pesan yang berisi berita
baik (good news) atau berisi goodwill seperti pengumuman penurunan harga, suatu
undangan, atau ucapan selamat dari teman sejawat, akan diterima dengan senang
hati oleh para audience. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk
menyampaikan pesan-pesan jenis ini lebih cocok digunakan pendekatan langsung
karena reaksi audiencenya positif
c. Pesan-pesan
bad news
Jika materi yang diumumkan berisi
berita buruk (bad news) seperti penolakan suatu lamaran, penolakan kredit,
perampingan karyawan, penurunan pangkat, audience pada umumnya akan kecewa atau
tidak senang mendengarnya. Oleh karena itu,npendekatan yang dapat diterapkan
adalah pendekatan tak langsung. Jika harus menyampaikan berita yang kurang
menyenangkan (bad news) cobalah untuk menempatkaanya pada bagian pertengahan
surat, dan gunakanlah bahasa yang halus.
d. Pesan-pesan
persuasif
Bila audience benar-benar sangat
tidak tertarik terhadap pesan-pesan yang disampaikan, maka pesan-pesan persuasi
(persuasive messages) dengan pendekatan tak langsung dapat digunakan. Untuk
melakukan penagihan pinjaman yang digunakan adalah persuasi. Komunikator perlu
membuka pikiran audience dengan melakukan persuasi, sehingga mereka dapat
memahami fakta yang ada
2.
PEMILIHAN KATA YANG TEPAT
·
Syarat-syarat
memilih kata yang tepat
1.
Makna Denotatif dan Konotatif
Makna
denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini
adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian
yang terkandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif
disebut makna konseptual. Kata makan misalnya, bermakna memasukkan sesuatu
kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna
denotatif.Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai
akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan
pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti
untung atau pukul.Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata
kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil
berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah
suatu makna kata adalah makna denotatif atau konotatif.
2. Makna Umum dan Khusus
Kata
umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang-lingkupnya.Makin luas
ruang-lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya. Makin umum suatu kata, maka
semakin terbuka kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya.Makin
sempit ruang-lingkupnya, makin khusus sifatnya sehingga makin sedikit
kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya, dan makin mendekatkan
penulis pada pilihan kata secara tepat. Misalnya:
Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau tawes. Ikan tidak hanya mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki dan ikan mas. Sebaliknya, tawes pasti tergolong jenis ikan demikian juga gurame, lele, sepat, tuna, dan baronang pasti merupakan jenis ikan. Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus, seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas.
Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau tawes. Ikan tidak hanya mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki dan ikan mas. Sebaliknya, tawes pasti tergolong jenis ikan demikian juga gurame, lele, sepat, tuna, dan baronang pasti merupakan jenis ikan. Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus, seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas.
3. Kata abstrak dan kata konkret.
Kata
yang acuannya semakin mudah diserap panca-indra disebut kata konkret, seperti
meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika acuan sebuah kata
tidak mudah diserap panca-indra, kata itu disebut kata abstrak, seperti gagasan
dan perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata
abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang sifat teknis dan khusus.
Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam
suatu karangan. Karangan tersebut dapat menjadi samar dan tidak cermat.
4. Sinonim
Sinonim
adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi
bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau
kemiripan. Kita ambil contoh cermat dan cerdik kedua kata itu bersinonim,
tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama benar.Kesinoniman kata masih
berhubungan dengan masalah makna denotatif dan makna konotatif suatu kata.
5. Kata Ilmiah dan kata popular
Kata
ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum terpelajar,
terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, serta
diskusi-diskusi khusus.
·
Manfaat memilih kata yang tepat
-
melambangkan gagasan yang diekspresikan
secara verbal
-
membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat
-
menciptakan komunikasi yang baik dan benar
-
menciptakan suasana yang tepat
-
mencegah perbedaan penafsiran
-
mengefektifkan pencapain target
komunikasi
3.
MEMBUAT KALIMAT YANG EFEKTIF
Cara
Menyunsun Kalimat Efektif
Beberapa syarat untuk menyusun kalimat efektif agar
kaliimat tersebut memenuhi kaidah bahasa yang benar sebagai berikut :
·
Kesatuan
gagasan
Kesatuan gagasan yang dimaksudkan disini adalah dalam
menyusun kalimat efektif harus ada beberapa unsur seperti subjek, predikat
objek dan keterangan yang dapat membentuk suatu kalimat.
Contoh :
Contoh :
“Ayah sedang membaca koran di teras
belakang”
Pada kalimat tersebut terkandung subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan tempat (K)
Pada kalimat tersebut terkandung subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan tempat (K)
·
Kesejajaran
Makna dari kesejajaran adalah didalam kalimat memeliki
kesamaan imbuhan.
Contoh:
“Andi membantu nenek itu dengan menyebrangkan ke zebra cross”
Pada contoh tersebet, adanya kesamaan imbuhan yaitu imbuhan me- (membantu dan menyebrangkan).
Contoh:
“Andi membantu nenek itu dengan menyebrangkan ke zebra cross”
Pada contoh tersebet, adanya kesamaan imbuhan yaitu imbuhan me- (membantu dan menyebrangkan).
·
Kehematan
Dalam penyusunan kalimat efektif tidak diperlu
menggunakan kata-kata yang yang tidak diperlukan yang berlebihan.
Contoh :
“Buah-buahan apel, durian, nanas, serta pisang sangat disukai oleh ani”
Kata buah-buahan tidak diperlukan dalam penyusunan kalimat efektif seharusnya kalimat tersebut yaitu : “apel, durian, nanas serta pisang sangat disukai oleh ani”
Contoh :
“Buah-buahan apel, durian, nanas, serta pisang sangat disukai oleh ani”
Kata buah-buahan tidak diperlukan dalam penyusunan kalimat efektif seharusnya kalimat tersebut yaitu : “apel, durian, nanas serta pisang sangat disukai oleh ani”
·
Penekanan
Penyusunan kalimat efekti harus ada penenkanan karena
pendenagr dan pembaca mengerti apa yang ditekankan dalam kalimat tersebut.
·
Kelogisan
Logis atau masuk akal, jadi dalam penyusunan kalimat
unsur-unsurnya harus berhubungan.
Contoh : “Ibu Direktur, saya persilahkan naik ke podium”
Contoh : “Ibu Direktur, saya persilahkan naik ke podium”
B.
PERENCANAAN LAPORAN BISNIS
1.
PENGERTIAN
DAN JENIS LAPORAN BISNIS
Laporan
bisnis adalah suatu laporan yang memiliki sifat netral, tidak memihak, memiliki
tujuan yang jelas dan berisi rencana penyajian fakta kepada seseorang atau
lebih untuk tujuan bisnis tertentu.
Menurut Herta
A. Murphy Laporan Bisnis adalah suatu laporan yang memiliki sifat
netral, tidak memihak, memiliki tujuan yang jelas, dan berisi rencana penyajian
fakta kepada seorang atau lebih untuk tujuan bisnis tertentu.
Menurut Himstreet Laporan
Bisnis adalah suatu pesan-pesan objektif yang disusun secara teratur dan
digunakan untuk menyampaikan informasi dari suatu bagian organisasional atau
dari satu institusi atau lembaga kelembaga yang lain guna membantu pengambilan
keputusan atau pemecahan masalah.
Pada
umumnya penulisan laporan bisnis digunakan untuk memenuhi berbagai keperluan,
antara lain:
- Untuk
memonitor dan mengendalikan operasional perusahaan.
- Untuk
membantu mengimplementasikan kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur
yang telah ditetapkan perusahaan.
- Untuk
memenuhi persyaratan-persyaratan hukum dan peraturan-peraturan yang
berlaku bagi perusahaan.
- Untuk
mendokumentasikan prestasi kerja yang diperlukan baik bagi keperluan
internal maupun eksternal.
- Untuk
menganalisis informasi dan memberikan bimbingan bagi pengambilan keputusan-keputusan
atas masalah tertentu.
- Untuk
memperoleh sumber pendanaan atau membuka bisnis baru.
Selanjutnya,
laporan bisnis dapat digolongkan ke dalam jenis sebagai berikut.
- Menurut
fungsinya.
- Laporan
informasional adalah laporan yang member informasi, menyajikan fakta-fakta
tanpa melakukan analisis, tanpa kesimpulan, dan tanpa
memberikan rekomendasi.
- Laporan
Analisis adalah laporan yang menyajikan fakta, menganalisis dan
menginterprestasikan, kemudian menyimpulkan dan memberi rekomendasi.
Contoh
: laporan kemajuan pekerjaan, Rekomendasi dan proposal.
- Menurut
subyeknya
- Suatu
laporan dapat dibedakan menurut departemen mana suatu laporan
itu diperoleh.
Contoh
:Laporan Akuntansi, Personalia, Produksi dan sebagainya.
- Menurut
Formalitasnya.
- Laporan
dapat dibedakan atas dasar apakah bersifat formal atau nonformal. Menurut
Frekuensinya. Suatu laporan dapat dibedakan atas dasar apakah secara
berkala atau khusus.
- Laporan
menurut keasliannya, terdiri dari: laporan otoritas, laporan sukarela,
laporan swasta, dan laporan public.
- Menurut
keasliannya
- Laporan
Otoritas : laporan yang dibuat atas dasar permintaan atau kuasa dari orang
lain.
- Laporan
sukarela : inisiatif dari pembuat laporan itu sendiri.
- Laporan
swasta : laporan yang dibuat oleh organisasi atau perusahaan swasta.
- Laporan
public : disusun oleh lembaga pemerintah atau lembaga yang dibiayai
Negara.
- Menurut
frekuensinya
- Terdiri
dari laporan berkala yaitu laporan yang disusun harian, mingguan, bulanan,
semesteran, tahunan.contoh: laporan penjualan
- Laporan
Khusus : laporan atas kejadian yang unik(khusus) seperti laporan mengenai
krisis dalam perusahaan.
- Menurut
jenisnya
- Suatu
laporan dipengaruhi oleh formalitas dan panjangnya laporan. Laporan
infomal meliputi laporan memorandum, laporan surat, dan laporan cetak.
laporan formal sering disebut dengan laporan panjang.
- Laporan
surat merupakan suatu laporan yang menggunakan format surat dengan kepala
surat. Laporan dalam bentuk cetakan mempunyai judul yang sudah tercetak,
instruksi, baris-baris kosong. Laporan formal biasanya lebih panjang
daripada laporan informal.
- Menurut
Kegiatan Projek
- Dalam
melakukan suatu proyek, terdapat tiga jenis laporan,yaitu
laporanpendahuluan, laporan perkembangan, dan laporan akhir.
- Menurut
pelaksanaan Pertemuan
- Agenda
: suatu dokumen yang ditulis sebelum pertemuan berlangsung, dan biasanya
terdiri atas jadwal pelaksanaan dan topic yang akan dibahas dalam
pertemuan sehingga akan membantu peserta dalam persiapan.
- Resolusi
merupakan laporan singkat secara formal berisi hasil consensus suatu
pertemuan.
- Notulen
adalah laporan resmi dalam suatu pertemuan yang telah berlangsung yang
mencakup semua hal yang terjadi dalam suatu pertemuan. Mencakup pembahasan
yang lebih luas dan berisi hasil pertemuan atau konferensi penting.
2.
BAGIAN POKOK
LAPORAN BISNIS
-
Pendahuluan
Dalam
bagian pendahuluan ada 10 (sepuluh) hal yang perlu dipertimbangkan, yakni:
- Pemberi
Kuasa, adalah individu/organisasi yang
meminta laporan;
- Tata-letak, menginformasikan kepada pembaca tentang apa saja yang
akan dibahas dalam laporan bisnis;
- Masalah, biasanya diformulasikan di awal pendahuluan sebelum
maksud atau tujuan laporan bisnis dinyatakan;
- Maksud, merupakan poin penting dalam laporan bisnis;
- Ruang
Lingkup, berhubungan dengan luas cakupan
atau batas suatu pokok bahasan dalam sebuah laporan bisnis;
- Metodologi, mengacu pada metode pengumpulan informasi;
- Sumber-sumber, mencakup berbagai sumber yang kita gunakan dalam
penyusunan laporan bisnis, baik sumber tertulis maupun sumber lisan;
- Latar
Belakang, jika pembaca dianggap perlu
mengetahui informasi yang ada dalam laporan bisnis itu maka latar belakang
harus disampaikan;
- Definisi
Istilah, jika kita menggunakan istilah
yang memiliki beberapa penafsiran maka kita harus menjelaskan kepada
pembaca definisi yang kita maksudkan.
- Keterbatasan, adalah keterbatasan dalam hal dana, waktu, ataupun data
yang tersedia.
Untuk
laporan singkat, beberapa unsur tersebut dapat digabungkan menjadi satu atau
dua paragraf dengan ataupun tanpa judul “Pendahuluan”. Bahkan dalam laporan
berkala, judul pendahuluan dapat dihilangkan bila isi setiap periode sama dan
pembaca telah mengetahuinya.
-
Isi Laporan
Bagian
terpanjang dari suatu laporan bisnis adalah isi laporan. Dalam bagian ini, kita
membahas dan mengembangkan hal-hal yang penting secara rinci. Di samping itu,
bagian ini dapat membantu kita mencapai maksud penulisan laporan bisnis.
Penulisan laporan bisnis yang baik, harus mencakup temuan fakta yang penting
dan relevan.
-
Penutup
Bagian
penutup berfungsi untuk merangkum laporan secara menyeluruh, dan untuk laporan
analitis juga mengambil kesimpulan dan memberikan rekomendasi. Oleh
karena itu, dalam Laporan Informasional bagian penutup ini dinamakan Rangkuman,
sedangkan pada Laporan Analitis disebut Kesimpulan dan Rekomendasi. Hal-hal
yang dipertimbangkan dalam bagian penutup adalah sebagai berikut:
- Rangkuman, berisi ringkasan pembahasan secara menyeluruh.
Kadangkala hanya berisi poin-poin yang penting, kekuatan dan kelemahan,
atau manfaat dan kerugian;
- Kesimpulan, berisi evaluasi secara ringkas fakta-fakta yang
dibahas, tanpa memasukkan pendapat pribadi kita sebagai penulis;
- Rekomendasi, menyarankan suatu program tindakan yang didasarkan pada
kesimpulan yang telah dibuat;
- Rencana
Tindakan, merupakan pernyataan terakhir
yang mencakup waktu pelaksanaan program, anggaran yang diperlukan, dan
orang-orang yang bertanggung jawab terhadap program/projek yang akan
dilaksanakan.
3.
PENGORGANISASIAN
ISI DALAM LAPORAN BISNIS
Ada
2 (dua) cara yang dapat dipilih untuk digunakan dalam penyusunan isi laporan
bisnis, yakni cara dedukasi (cara langsung) dan cara induksi (cara tak
langsung).
Cara
pertama:
Cara
deduksi atau cara langsung berarti menyampaikan ide pokok dan rekomendasi tyerlebih
dahulu, seteah itu baru dijelaskan ahl-hal yang rinci. Secara umum, kita dapat
menggunakan cara deduksi atau cara langsung, jika pembaca kita memiliki cirri
sebagai berikut:
- Eksekutif
yang sibuk,
- Lebih
suka untuk menentukan sesuatu dengan segera,
- Ingin
mengetahui ‘berita baik’ atau informasi netral
- Ingin
menganalisis data lebih baik, dan hal ini akan menjadi lebih mudah jika,
- Kesimpulan
dan rekomendasi dicantumkan pada awal laporan
- Ingin
mengetahui pendangan penulis laporan dengan segera
- Lebih
menyukai laporan yang disusun dengan cara deduksi
Cara
kedua:
Cara
induksi atau cara tak langsung, berarti kita menjelaskan fakta-fakta yang ada
terlebih dahulu, baru kemudian kita memberikan ide pokok, kesimpulan dan
rekomendasi. Pada prinsipnya, kita menggunakan cara induksi jika pembaca kita
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
- Ingin
mengetahui penjelasan secara rinci terlebih dahulu untuk dapat memahami
kesimpulan dan rekomendasinya,
- Ingin
mengetahui kesimpulan yang kurang menyenangkan (‘berita buruk’),
- Merasa
kesimpulannya tidak bias dan dapat menerimanya
- Perlu
membaca keseluruhan laporan,bukan hanya bagian akhirnya saja
- Lebih menyukai laporan yang disusun dengan cara induksi
C.
PRESENTASI BISNIS
1. TAHAP PERSIAPAN DASAR DALAM
PRESENTASI BISNIS
·
Penguasaan
terhadap Topik atau materi yang akan Dipresentasikan
Penguasaan
terhadap materi yang akan dipresentasikan merupakan salah satu syarat penting
agar apa yang ingin disampaikan kepada audiens dapat mencapai sasaran. Ketidaksiapan terhadap materi yang akan
dipresentasikan bukan saja menghambat penyampaian pesan kepada audiens, tetapi
juga akan memberikan citra (image)
yang kurang baik bagi pembicara yang bersangkutan. Oleh karena itu, kuasailah materi tersebut
dengan baik sebelum melakukan presentasi di hadapan audiens.
·
Penguasaan
Berbagai Alat Bantu Presentasi dengan Baik
Di
samping penguasaan materi yang baik, yang juga
penting adalah bagaimana seorang
pembicara mampu memanfaatkan berbagai alat bantu presentasi bisnis demi
pencapaian tujuan yang dikehendaki.
Berbagai
alat bantu presentasi bisnis yang dapat
digunakan antara lain: whiteboard, spidol,
overhead projector (OHP),
transparansi, slide, komputer, bagan,
flip chart, kamera video, tape, televisi, dan LCD projector.
·
Menganalisis
Audiens
Agar
tujuan presentasi bisnis dapat tercapai dengan baik, seorang pembicara perlu
mengenal siapa sebenarnya yang menjadi audiens. Melalui pendekatan bertanya
dengan menggunakan kata tanya seperti: apa,
siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana,
seorang pembicara akan dapat mengidentifikasi siapa sebenarnya audiens yang
dimaksud sehingga dapat melakukan berbagai persiapan antisipatif.
·
Menganalisis
Berbagai Lingkungan Lokasi atau Tempat untuk Presentasi
Agar
presentasi bisnis yang dilakukan tersebut dapat mencapai tujuan, seorang
pembicara perlu mengenal lebih dekat lingkungan lokasi atau tempat ia akan melakukan
presentasi bisnis.
Pemahaman
terhadap lingkungan atau suasana lokasi untuk presentasi bisnis tersebut akan
memberikan kemudahan kepada seorang pembicara dalam mengatur alat bantu
presentasi yang sesuai dengan lokasi tersebut.
Misalnya, apakah lokasi yang digunakan untuk presentasi memiliki ruang
yang cukup luas, bagaimana tata letak ruangan, bentuk meja dan tempat duduk
untuk audiens, dan lain-lain.
2. MENGANALISIS AUDIENCE
Dalam menganalisis audiens seorang
pembicaraan harus mampu menjawab enam pertanyaan mendasar berikut ini :
1. Siapa
audiensnya?
Analisis
audiens ini berkaitan dengan kepada
siapa seseorang itu berbicara.
2. Apa
yang diinginkan audiens?
Agar
penyampaian pesan-pesan bisnis sesuai seperti yang diharapkan, pembicara yang
baik perlu mengetahui apa yang diinginkan oleh audiens.
3. Dimana
melakukan persentasi?
Bagi
pembicara, pemahaman terhadap tempat persentasi dilakukan sangat penting.
4. Kapan
melakukan persentasi?
Seorang
pembicara perlu memperhatikan secara seksama kapan melakukan persentasi bisnis
(rincian mengenai tanggal,bulan hari,dan jam berapa).
5. Mengapa
melakukan persentasi?
Sebelum
melakukan persentasi bisnis,seorang pembicara harus mampu menjawab pertanyaan
mengapa harus melakukan persentasi bisnis.
6. Bagaimana
melakukan persentasi?
Seorang
pembicara yang satu dengan pembicara yang lain tentunya memiliki strategi
persentasi bisnis yang berbeda-beda.
3. MEMPERSIAPKAN DIRI DAN MATERI
Agar
presentasi bisnis yang dilkukan oleh pembicara dapat mencapai sasarannya, perlu
diperhatikan beberapa hal berikut ini:
·
Identifikasi
Audiens
Langkah pertama yang perlu diperhatikan dalam
melakukan presentasi bisnis adalah mengidentifikasi siapamaudiens Anda. Audiens
Anda bias saa dari kalangan manajer (pemasaran, produksi, keuangan,
personalia), kepala departemen, supervior, atau karyawan.
·
Menyiapkan
pokok-pokok pikiran
Selain menganalisis siapa audiensnya, maka langkah
berikutnya yang perlu diperhatikan adalah mempersiapkan pokok-pokok pikiran
yang ingin disampaikan dalam suatu prentasi bisnis. Dalam hal ini, yang perlu
di sampaikan dalam presentasi bisnis. Dengan kata lain, pokok-pokok pikiran
tersebut masih bersifat global atau umum sehingga masih diperlukan adanya
pengembangan lebih lanjut.
·
Menulis teks
lengkap
Apabila pokok-pokok pikiran yang ingin disampaikan
dalam presentasi bisnis sudah disiapkan, maka langkah selanjutnya adalah
bagaimana mengembangkan pokok-pokok pikiran tersebut menjadi lebih rinci,
sehingga enjadi suatu nakah/teks yang lengkap dan tinggal menyampaikan dalam
suatu forum. Penyiapan teks secara lengkap akan menambah percaya diri bagi
pembacanya. Namun demikian, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menyampaikan
materi tersebut kepada audiens dengan cara-cara yang menarik dan tidak
membosankan.
·
Menyiapkan
rangkuman ke dalam sub-subjudul
Selain menyiapkan teks lengkap, cara lain yang bias
dilakukan adaah membuat semacam outline atau rangkuman naskah secara garis
besarnya. Dalam rangkuman harus mencakup poin-poin penting yang ingin
disampaikan dan dapat dikembangkan sampai pada sub-subjudul. Cara ini dapat
dilakukan bila pembicara termasuk orang yang memiliki cukup pengalaman dalam
menghadapi public, jadi bukanlah sebagai pemula atau masih traf belajar.
·
Menulis ke dalam
kerts ukuran kartu pos
Cara yang terakhir ini dalam mempersiapkan presntasi
bisnis yaitu dengan cara menuliskan poin-poin penting yang ingin disampaikan ke
dalam kertas berukuran kartu pos. hal ini dapat dilakukan, khususnya bagi
mereka yang sudah berpengalaman menyampaikan presentasi di hadapan audiens.
Cara ini merupakan cara yang paling praktis, sederhana, dan terkesan bersifat
informal.
Sumber :
1.http://www.materipraktis.com/2016/02/pengertian-cara-menyunsun-dan-contoh-kalimat-efektif.html
2.https://www.academia.edu/12569095/Komunikasi_Bisnis_-_Pengorganisasian_Pesan-Pesan_Melalui_Outline
3. https://uangteman.com/blog/tips-trik/beberapa-persiapan-dan-tujuan-presentasi-bisnis/
4. https://siwonpieter.wordpress.com/komunikasi-bisnis-perencanaan-laporan-bisnis/
5. https://www.academia.edu/9420401/MAKALAH_KOMUNIKASI_BISNIS_PRESENTASI_BISNIS
Sumber :
1.http://www.materipraktis.com/2016/02/pengertian-cara-menyunsun-dan-contoh-kalimat-efektif.html
2.https://www.academia.edu/12569095/Komunikasi_Bisnis_-_Pengorganisasian_Pesan-Pesan_Melalui_Outline
3. https://uangteman.com/blog/tips-trik/beberapa-persiapan-dan-tujuan-presentasi-bisnis/
4. https://siwonpieter.wordpress.com/komunikasi-bisnis-perencanaan-laporan-bisnis/
5. https://www.academia.edu/9420401/MAKALAH_KOMUNIKASI_BISNIS_PRESENTASI_BISNIS