BAB 2
Contoh
Kasus Hakekat Manusia Dan Kebudayaan
Pertunjukan Angklung
Para Siswa Jepang di Kobe Menuai Kagum
Pertunjukan musik angklung yang baik pasti menuai kekaguman para penonton karena harmonisasi set instrumen angklung yang memerlukan kekompakan para musisinya. Yang mengagumkan dari Konser Angklung ke-3 oleh organisasi Present Garden-to di Kobe pada tanggal 11 Mei 2013 adalah karena mayoritas pemain musiknya terdiri dari para siswa tunagrahita dari berbagai Sekolah Luar Biasa di Kota Kobe dan sekitarnya. Tidak hanya mampu memainkan alat musik angklung dengan kompak, para siswa pun tampak sangat menikmati memainkan angklung. Dalam konser 2 jam di Kobe Cultural Hall, penampilan berbagai lagu dari genre klasik, latin, dan pop menghasilkan aplaus yang sangat meriah dari sekitar 800 orang yang memadati ruang konser.
Teriakan
‘Bravo!’ pun terdengar sesekali dari para penonton, seperti ketika para siswa
selesai membawakan Nocturnes karya Chopin atau Moldave dari Smetana. Ketika
membawakan Fur Elise (Beethoven), yang sengaja diaransemen dengan beat pop bersama iringan drum, para
siswa pun tampak ikut bergerak mengikuti irama. Lagu Bengawan Solo dan Tsubasa
wo kudasai sebagai finalé konser, dimana para penonton diajak menyanyi
bersama-sama.
Seusai
acara, Ibu Yoshie Takano, pimpinan Present Garden-to sekaligus guru angklung
mendampingi para siswa untuk menerima ucapan selamat dari para penonton. Kepada
KBRI Tokyo, Ibu Takano menyampaikan bahwa angklung mampu menarik minat para
siswa SLB untuk bermusik. “Kami mencoba berbagai alat musik, tapi ternyata
angklung lah yang bisa membuat mereka senang dan mau bermusik,” ungkap Ibu
Takano. Organisasi non-profit Present Garden-to membantu para siswa tunagrahita
untuk beraktivitas di luar jam sekolah dengan menyediakan berbagai fasilitas,
termasuk alat musik. Untuk konser ke-3 tersebut di atas, Present Garden-to juga
mendapatkan dukungan penuh dari Konsulat Jenderal RI di Osaka.
(KBRI
Tokyo/pen)
Opini :
Melihat
contoh kasus diatas cukup menggambarkan bahwa manusia dan kebudayaan itu adalah
dua hal yang saling berikatan satu sama lain. Kita dapat melihat bahwa
kebudayaan Indonesia khususnya “angklung” telah mampu mendunia. Ini membuktikan bahwa
budaya Indonesia yang beragam tidak boleh dipandang sebelah mata dan budaya Indonesia
juga mampu tampil di pentas dunia, supaya masyarakat dunia tahu kebudayaan
Indonesia yang beragam. Kita sebagai masyarakat
Indonesia sudah sepatutnya untuk melestarikan budaya kita ini. Tidak hanya
angklung tapi semua kebudayaan yang kita anggap kuno atau ketinggalan zaman
ternyata oleh orang asing sangat disukai. Jangan sampai kebudayaan kita ini
diklaim oleh Negara lain karena kita sendiri sebagai masyakarat tidak
melestarikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar